1.1
Latar Belakang
Serangan
Jepang ke Indonesia (Hindia Belanda) pertama-tama terjadi 11 Januari
1942 dengan mendarat di Tarakan (Kalimantan Timur). Balikpapan yang
merupakan daerah yang kaya akan minyak bumi, jatuh ketangan Jepang 24
Januari 1942, disusul kemudian Pontianak 29 Januari 1942, Samarinda 3
Pebruari 1942, Banjarmasin 10 Pebruari 1942.
Proklamasi
adalah pernyataan suatu bangsa untuk bebas dari penjajajahan.
Bangsa Indonesia telah melewati peristiwa itu setelah pada tanggal 17
Agustus 1945 memproklasikan kemerdekaan. Sejak saat itu Indonesia
berdaulat sebagai negara merdeka dalam bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
berbagai
penderitaan yang dialami oleh bangsa
Indonesia membuat bangsa Indonesia membuat bangsa Indonesia sadar dan merasa
harus bangkit dari keterpurukan. Berbagai peristiwa sekitaran proklamasi
kemerdekaan merupakan bukti bahwa bangsa ini tidak diam dalam menghadapi
berbagai penjajahan dari pihak manapun.
1.2 tujuan masalah
1. Mengetahui
peristiwa tentara jepang tiba di Indonesia
2. Mengetahui
hari lahirnya pancasila
3. Mengetahui
peristiwa rengas dengklok
4. Mengetahui
peristiwa proklamasi
indonesia
PEMBAHASAN
2.1. Tentara Jepang tiba di Indonesia
Mendapatkan ladang minyak
Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama Perang Pasifik. Jepang menyerang Tarakan pada
tanggal 11 Januari 1942
dan mengalahkan garnisun Belanda yang kecil dalam pertempuran yang
berlangsung selama 2 hari di mana separuh pasukan Belanda gugur. Saat
ladang minyak Tarakan berhasil disabotase oleh Belanda sebelum penyerahannya,
Jepang bisa dengan cepat memperbaikinya agar bisa menghasilkan lagi dan 350.000
barel diproduksi tiap bulan dari awal tahun 1944.[2]
Menyusul penyerahan Belanda,
5.000 penduduk Tarakan amat menderita akibat kebijakan
pendudukan Jepang. Banyaknya pasukan Jepang yang ditempatkan di
pulau ini mengakibatkan penyunatan bahan makanan dan sebagai akibatnya banyak
orang Tarakan yang kurang gizi.
Selama pendudukan itu, Jepang membawa sekitar 600 buruh ke Tarakan dari Jawa.
Jepang juga memaksa sekitar 300 wanita Jawa untuk bekerja sebagai "jugun ianfu" (wanita penghibur) di Tarakan
setelah membujuk mereka dengan janji palsu mendapatkan kerja sebagai juru tulis
maupun membuat pakaian.[3]
Arti penting Tarakan bagi Jepang
makin menguap dengan gerak maju cepat angkatan Sekutu ke daerah itu. Tanker minyak Jepang yang terakhir meninggalkan
Tarakan pada bulan Juli 1944, dan serangan udara Sekutu yang hebat pada
tahun-tahun itu menghancurkan produksi minyak dan fasilitas penyimpanan di
pulau itu.[4] Serangan ini juga membunuh beberapa
ratus penduduk sipil Indonesia.[5] Sejalan dengan kepentingannya yang makin
menurun, garnisun Jepang di Tarakan berkurang pada awal 1945 saat salah satu
dari 2 batalion infantri yang ditempatkan di pulau itu (Batalion
Infantri Independen ke-454) ditarik ke Balikpapan. Batalion ini dihancurkan oleh Divisi
ke-7 Australia pada bulan Juli selama Pertempuran
Balikpapan.[6]
Setelah beberapa hari tidak mendapat
titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945,
Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara
Indonesia merdeka, yang dinamakannya "Pancasila". Pidato yang tidak
dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Junbi Cosakai.
Selanjutnya Dokuritsu Junbi
Cosakai membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung
Karno tersebut. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno
Tjokrosoejoso,
Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin) yang ditugaskan untuk merumuskan
kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung
Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks
untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah melalui proses persidangan
dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut
berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945,
yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada
tanggal 18 Agustus 1945
oleh BPUPKI. [1]
Dalam kata pengantar atas dibukukannya
pidato tersebut,
yang untuk pertama kali terbit pada tahun 1947,
mantan Ketua BPUPK Dr. Radjiman
Wedyodiningrat
menyebut pidato Ir. Soekarno itu berisi “Lahirnya Pancasila”.
”Bila kita pelajari dan selidiki
sungguh-sungguh “Lahirnya Pancasila” ini, akan ternyata bahwa ini adalah suatu
Demokratisch Beginsel, suatu Beginsel yang menjadi dasar Negara kita, yang
menjadi Rechtsideologie Negara kita; suatu Beginsel yang telah meresap dan
berurat-berakar dalam jiwa Bung Karno, dan yang telah keluar dari jiwanya
secara spontan, meskipun sidang ada dibawah penilikan yang keras dari
Pemerintah Balatentara Jepang. Memang jiwa yang berhasrat merdeka, tak mungkin
dikekang-kekang! Selama
Fascisme Jepang berkuasa dinegeri kita, Demokratisch Idee tersebut tak pernah
dilepaskan oleh Bung Karno, selalu dipegangnya teguh-teguh dan senantiasa
dicarikannya jalan untuk mewujudkannya. Mudah-mudahan ”Lahirnya
Pancasila” ini dapat dijadikan pedoman
oleh nusa dan bangsa kita seluruhnya dalam usaha memperjuangkan dan
menyempurnakan Kemerdekaan Negara.”
2.3 Peristiwa Rengas dengklok
Peristiwa
Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang
dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana
dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta.
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, Soekarno
dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara
golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan
proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam
Perang Pasifik.
Pada waktu itu Soekarno dan Moh.
Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi
dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh.
Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila
kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia,
menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
Sebelumnya golongan pemuda telah
mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan
agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji
kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada
malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab
sebagai ketua PPKI.
2.4.
Proklamasi Indonesia
Sebelum
teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan, terlebih dahulu
Soekarno menyampaikan pidatonya, lengkapnya sebagai berikut:
Saudara-saudara
sekalian !
Saja
sudah minta saudara-saudara hadlir disini untuk menjaksikan satu
peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita
bangsa Indonesia telah berdjoang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan
telah beratus-ratus tahun ! Gelombangnja aksi kita untuk mentjapai kemerdekaan
kita itu ada naik dan ada turunnya, tetapi djiwa kita tetap menudju
kearah tjita-tjita.
Djuga
di dalam djaman Djepang, usaha kita untuk mentjapai kemerdekaan
nasional tidak henti-henti. Didalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja
kita menjandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita
menjusun tenaga kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan sendiri.
Sekarang
tibalah saatnja kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib
tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil
nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnja. Maka
kami, tadi malam telah mengadakan musjawarat dengan pemuka-pemuka
rakjat Indonesia, dari seluruh Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata
berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnja untuk menjatakan kemerdekaan
kita.
Saudara-saudara
! Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu. Dengarlah proklamasi
kami:
.
Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56
telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan
Trimurti.
Acara dimulai pada pukul 10:00
dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa
teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati,
dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat
itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor. Pada awalnya Trimurti diminta untuk
menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya
dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief
Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas
tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera
Merah Putih ( Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari
sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen
Nasional. Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota
Barisan Pelopor yang dipimpin S. Brata datang terburu-buru karena mereka tidak
mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut
Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta
memberikan amanat singkat kepada mereka. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan
menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia,
yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.
Dengan demikian terbentuklah
Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan
kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian. Setelah itu Soekarno
dan M. Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari
PPKI sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Presiden dan Wakil Presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Ada tiga perubahan yang terdapat pada naskah yaitu kata tempoh diganti menjadi tempo, sedangkan wakil-wakil bangsa Indonesia diganti dengan Atas nama Bangsa Indonesia dan Djakarta 17-8-05 menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Teks Proklamasi ini akhirnya diproklamirkan pada hari Jumat Legi pada pukul 10.00 WIB di Jalan pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Dalam peristiwa proklamasi itu, disusunlah acara sebagai berikut:
- Pembacaan Proklamasi.
Disampaikan oleh
Soekarno, kemudian dilanjutkan dengan pidato singkat berbunyi:
Demikianlah, saudara-saudara !
Demikianlah, saudara-saudara !
Kita sekarang telah merdeka! Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah-air kita bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia, medeka kekal dan abadi. Insya allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu!
- Pengibaran bendera Merah Putih.
Pengibaran dilaksanakan oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat. Namun secara spontan peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, sehingga sampai sekarang pengibaran bendera Merah Putih dalam setiap upacara bendera selalu diiringi dengan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
- Sambutan Wali Kota Suwirjo dan dr. Muwardi.
Peristiwa besar tersebut hanya berlangsung lebih kurang satu jam lamanya. Namun demikian pengaruhnya besar sekali, sebab perstiwa tersebut telah membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu bukan hanya sebagai tanda bahwa sejak itu bangsa Indonesia telah merdeka, tetapi di sisi lain juga merupan detik penjebolan tertib hukum kolonial dan sekaligus detik pembangunan bagi tertib hukum nasional, suatu tertib hukum Indonesia. Proklamasi kemerdekaan itu merupakan salah satu sarana untuk merealisasikan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, serta untuk ikut membentuk “dunia baru” yang damai dan abadi, bebas dari segala penghisapan manusia oleh manusia dan bangsa oleh bangsa lain.
Proklamasi Kemerdekaan telah dibentuk negara
Republik Indonesia. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh PPKI dalam
rangka untuk menyempurnakan Indonesia sebagai negara dengan pemerintahan
yang sah yaitu:
Hasil-Hasil Sidang PPKI Secara
Lengkap
Berikut ini beberapa keputusan
penting dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
1. Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang telah
dipersiapkan oleh Dokuritsu Junbi Coosakai (BPUPKI), yang kemudian dikenal dengan
Undang-Undang Dasar 1945.
1. Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang telah
dipersiapkan oleh Dokuritsu Junbi Coosakai (BPUPKI), yang kemudian dikenal dengan
Undang-Undang Dasar 1945.
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil
presiden. Pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara aklamasi atas usul
dari Otto Iskandardinata.
3. Membentuk sebuah Komite Nasional untuk membantu presiden selama Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum terbentuk.
Kesimpulan
Arti penting Tarakan bagi Jepang makin menguap dengan
gerak maju cepat angkatan Sekutu ke daerah itu. Tanker minyak Jepang yang terakhir
meninggalkan Tarakan pada bulan Juli 1944,
Setelah
melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil
penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam
Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai
dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah
pemuda antara lain Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal
16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang,
Dengan demikian terbentuklah
Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan
kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian. Setelah itu Soekarno
dan M. Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari
PPKI sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Presiden dan Wakil Presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment