Istilah
kebudayaan merupakan tejemahan dari istilah culture dari bahasa Inggris. Kata
culture berasal dari bahasa latin colore yang berarti mengolah, mengerjakan,
menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan dan pengembangan tanaman dan ternak.
Upaya untuk mengola dan mengembangkan tanaman dan tanah inilah yang selanjutnya
dipahami sebagai culture.
Sementara
itu, kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, buddhayah yang merupakan
bentuk jamak dari kata buddhi. Kata buddhi berarti budi dan akal. Kamu besar
Bahasa Indonesia mengartikan kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan
batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat – istiadat.
E.B. Taylor
mendefinisikan kebudayaan sebagai hal yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adapt-istiadat, kebiasaan serta kemampuan-kemampuan
lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut
Koentjaningrat (1985) kebudayaan adalah keseluruhan ide-ide, tindakan, dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.
Definisi
lebih singkat terdapat pada pendapat Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
(1964), menurut mereka kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Bila disimak
lebih seksama, definisi Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi lebih menekankan
pada aspek hasil material dan kebudayaan. Sementara Koentjaraningrat menekankan
dua aspek kebudayaan yaitu abstrak (non material) dan konkret (material. Pada
definisi Koentjaraningrat, tampak bahwa kebudayaan merupakan suatu proses
hubungan manusia dengan alam dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik
jasmaniah maupun rohaniah. Dalam proses tersebut manusia berusaha mengatasi
permasalahan dan tantangan yang ada dihadapannya.
Terlepas
dari perbedaan yang ada di antara pendapat di atas. Tampak bahwa belajar
merupakan unsur penting dari pengertian kebudayaan. Seperti terlihat pula pada
definisi kebudayaan menurut Kroeber (1948). Menurutnya, kebudayaan adalah
keseluruhan realisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai-nilai
yang dipelajari dan diwariskan, serta perilaku yang ditimbulkannya.
v Unsur-unsur
kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia
menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal
tersebut adalah :
1. Sistem Religi.
2. Sistem Organisasi Masyarakat
3. Sitem Pengetahuan
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian
Dari ketujuh unsure tersebut
dibagi dua lagi yaitu kebudayaan material dan immaterial. Yang mana material
adalah jenis kebudayaan yang dapat dilihat dan dirasakan seperti system
organsasi masyarakat, system ekonomi, system teknologi dan peralatan, dan
kesenian. Sedangkan kebudayaan immaterial adalah kebudayaan yang tidak dapat
dilihat namun bias dirasakan seperti system religi, system pengetahuan dan
bahasa.
v Pengertian dari masing-masing unsur
1. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta
yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa. Dari system religi inilah
yang membuat manusia terdorong nalurinya untuk membuat sebuah lembaga untuk
mengatur pranata dalam system religi tersebut. Contohnya : lembaga MUI dan NU
di Indonesia
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa
meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki
kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa untuk berorganisasi dan bersatu. Dorongan naluri manusia
inilah yang kemudian menciptakan suatu pranata yang mana pranata tersebut
dibentuk oleh sekelompok individu yang memiliki visi dan tujuan yang sama.
Contohnya : partai-partai politik dan ormas lainnya.
3. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki
akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang
berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti. Dorongan naluri dari system
ini yang membuat terbentuknya suatu pranata sebagai wadah atau perantara
tersampainya ilmu kepada semua orang. Contohnya seperti sekolah dan lembaga
pendidikan yang mengatur system pendidikan sebagai perantara tersampainya ilmu.
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan
yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih. Dorongan naluri seperti ini
membuat setiap manusia selalu berinovasi bagaimana agar mereka terus hidup dan
mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Sehingga tercipta lah suatu mata
pencaharian seperti pertanian, peternakan, dan perikanan. Semua itu membuat
terciptany suatu pranata dalam sstem ekonomi yang mengatur konsumsi barang dan
jasa, distribusi, dan produksi barang dan jasa.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan
barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan
hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia.
Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris. Dorongan naluri manusia dalam
berinteraksi dan saling membutuhkan satu sama lain membuat manusia terus
berinovasi untuk melakukan berbagai cara untuk mempermudah komunikasi antar
manusia, yang akhirnya menciptakan sebuah bahasa lisan yang dapat digunakan
oleh seluruh manusia diseluruh penjuru dunia.
7. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga
memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga
lahirlah kesenian yang dapat memuaskan. Dorongan naluri
Sumber :
http://muhamadganifharuman.blogspot.com/2012/03/pengertian-kebudayaan-dan-7-unsur.html
Sumber :
http://muhamadganifharuman.blogspot.com/2012/03/pengertian-kebudayaan-dan-7-unsur.html
No comments:
Post a Comment